Sejak ditetapkan sebagai kota santri, upaya Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dalam menjaga kondusifnya Ibadah Sholat Jumat, dengan memindahkan hari besar pasar Jum’at ke hari Sabtu kini menuai hasil.
Sejak Jumat (24/3), terpantau aktivitas pasar terlihat sepi, hal ini menandakan para pedagang dan masyarakat Kota Tidore Kepulauan pada umumnya telah menyesuaikan aktivitas jual beli dengan pemindahan hari besar pasar.
Penyesuaian tersebut terpantau pada Sabtu pagi, (25/3/2023), sejak pukul 05.30 Wit, para pedagang sudah mulai berdatangan, baik pedagang sayur-sayuran dari Tidore maupun dari Jailolo, sudah mulai sibuk menyiapkan jualannya pada hari besar pasar Sabtu perdana tersebut.
Para pedagang yang berjualan, juga tersebar di beberapa titik keramaian, seperti arah kiri menuju Pantai Tugulufa, menyebar di sepanjang emperan jalan depan pasar Rakyat Gosalaha dan depan pasar Rakyat Tugulufa, bahkan meluber hingga di atas trotoar
Sekira pukul 06.30 Wit para pedagang dan pembeli sudah mulai memadati pasar Rakyat Gosalaha dan Pasar Rakyat Tugulufa, sebagaimana hari pasar besar pada umumnya. Suasana bagian dalam pasar Rakyat Gosalaha terpantau pukul 06.52 Wit, para pedagang harian juga sudah mulai menyiapkan jualannya.
Khusus lokasi pasar yang ditempati para pedagang dari Jailolo, terpantau pukul 06.55 Wit, pembeli mulai ramai dan melakukan transaksi jual beli. Hingga pukul 07.05 Wit, suasana pasar besar Sabtu semakin ramai, ratusan pedagang dan pembeli mulai tumpah ruah di depan pasar Rakyat Gosalaha dan Pasar Rakyat Tugulufa.
Suasana ramai juga terjadi di terminal angkutan umum, terpantau sekitar 17 angkutan umum sudah mulai sibuk melayani dan menurunkan penumpang/pedagang sejak pukul 06.40 Wit. Demikian juga dengan aktivitas ojek dan bentor yang mulai ramai dan padat pada pukul 06.50 Wit, sudah lalu lalang menurunkan penumpang/pedagang di sekitar areal pasar dan sepanjang jalan.
Turut hadir langsung memantau aktivitas pasar besar sabtu ini, Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Taher Husain.