Kota Tidore Kepulauan berhasil menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Rekonstruksi Hubungan Sejarah dan Budaya Tidore – Papua untuk Memperkuat Ketahanan Nasional Dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan menghadirkan Wakil Ketua DPD Republik Indonesia Dr. Nono Sampono di dampingi Sultan Tidore Husain Alting Syah, Pj Sekretaris Daerah Muhammad Miftah Baay dan Asisten II Setda Provinsi Maluku Utara Umar Sangaji di Kadato Kie Kesultanan Tidore, Rabu (18/11/2020).
FGD ini merupakan kerjasama Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia dengan Lembaga Adat Kesultanan Tidore dan Universitas Khairun Ternate, dan selain menghadirkan Dr. Nono Sampono sebagai Narasumber dalam acara tersebut bersama Sultan Tidore Husain Alting Syah, FGD ini juga menghadirkan narasumber lain diantaranya, Anggota DPD RI Prov Papua Barat Filep Wamafma, Rektor Universitas Khairun Prof. Dr. Husen Alting, Dosen Sosiologi Universitas Muhammadyah Dr. Herman Oesman dan Dr Abdul Haris yang merupakan Sejarawan yang juga Koorpus Sosial, Humaniora dan Ekonomi LPPM Universitas Negeri Jakarta, dengan Moderator Jamal Hi. Arsyad Dekan Fakultas Hukum, Universitas Khairun.
Selain menggelar Seminar dengan tatap muka dengan penerapan Protokol Kesehatan FGD ini juga digelar dengan Virtual melalui Aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan secara streaming sehingga dapat dijangkau oleh khalayak luas secara langsung.
Dalam sambutannya Sultan Tidore Husain Alting Syah mengucapkan selamat datang kepada Wakil Ketua DPD dan anggota DPD lainnya di Kota Kecil yang telah mengukir sejarah yang besar. Negeri (Tidore) ini ikut andil menyatukan sepertiga wilayah kedalam Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui perjalanan panjang dan perjuangan para Sultan Tidore termasuk wilayah Papua.
“Papua pada saat itu bersatu dengan Tidore bahu membahu dalam hubungan persaudaraan. Papualah dengan Tidore yang sama-sama karena atas nama kemanusiaan, mereka membangun peradaban bersama-sama. Dimulai dari Sultan Al Mansyur hingga Sultan Zainal Abidin Syah melalui perjanjian di Malino hingga ke Bali diberi tiga opsi namun menyatakan bahwa Tidore bersama Papua masuk didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Kata Sultan Tidore Husain Alting Syah.
Sultan juga mengatakan bahwa .Sultan Zainal Abidin Syah merupakan gubernur pertama Papua dan Soasio merupakan ibukota Papua pada saat itu, dan banyak bukti sejarah yang membuktikan bahwa Papua merupakan bagian dari Tidore. Tak hanya itu, Tidore juga memiliki putera-putera daerah yang berperan di Nasional maupun hingga ke luar Negeri, seperti Sultan Nuku yang berhasil meluaskan wilayah hinggah ke Pasifik, Sultan Zainal Abidin Syah yang berhasil menyatukan NKRI dengan menyatakan sikapnya bahwa Papua dan Tidore masuk dalam wilayah NKRI, juga ada Tuan Guru yang merupakan seorang tokoh di Cape Town yang terkenal dan sangat dihargai yang diakui juga oleh Nelson Mandela sebagai gurunya.
Selain menghadirkan Dr Nono Sampono, FGD ini juga menghadirkan anggota DPD RI lainnya yakni Ahmad Nawardi, Habib Ali Alwi, Memberob Y. Rumakiek, Stefanus B. A. N Liow, Arniza Nilawati, Hilda Manafe, Dr. Filep Wamafma dan Namto Roba, yang diikuti oleh peserta selain dari Perangkat Adat, Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat, serta Tokoh Agama, dengan peserta dari Akademisi, Mahasiswa dan pelajar
Perlu diketahui bahwa maksud terselenggaranya FGD ini adalah untuk menggali berbagai informasi dan data dari para narasumber yang kompeten dalam rangka menambah ilmu dan pengetahuan mengenai hubungan sejarah dan budaya Tidore-Papua, selain itu untuk menjaga serta melestarikan nilai-nilai kearifan lokal yang selama ini terjalin antara masyarakat Tidore dan Papua juga sebagai kajian ilmu hukum ketatanegaraan dan hukum adat dalam menciptakan pluralism hukum di Indonesia. FGD ini juga bertujuan untuk memperluas cakrawala pengetahuan, memperkuat rasa persatuan, persaudaraan, cinta tanah air dan jiwa nasionalisme para peserta.